Translate

Senin, 06 Februari 2017

Laporan Praktikum Menentukan Kalor Yang Hilang Dalam Proses Pertukaran Kalor

Laporan Praktikum


Alat dan bahan :
1.      Spirtus
2.      Gelas beker 500 ml (2 buah)
3.      Gelas beker  800 ml (1 buah)
4.      Termometer batang
5.      Pemanas air (kaki tiga, kawat kassa)
6.      Air
7.      Korek api
8.      Timbangan digital

Langkah-langkah praktikum
1.      Siapkan alat-alat yang akan digunakan.
2.      Timbanglah gelas beker 500 ml dalam keadaan kosong.
3.       Isi air kedalam gelas beker 800 ml sebanyak 300 ml.
4.        Kemudian bagi air tersebut ke dalam gelas beker 500 ml. Menjadi gelas beker A sebanyak 100 ml dan gelas beker B 200 ml.
5.      Hitunglah masa masing-masing gelas beker yang sudah terisi air tersebut.
6.      Kemudian panaskan air gelas beker A hingga panas, kemudian ukur suhu air panas tersebut dengan thermometer.
7.      Setelah itu celupkan thermometer tersebut kedalam gelas beker B  yang berisi air dingin, dan ukur perubahan suhu yang terjadi.
8.      Campurkan air gelas beker A dan gelas beker B, tunggu beberapa saat hingga suhu campuran air itu konstan.
9.       Ukur kembali suhu campuran air tersebut.
10.    Catatlah semua data yang diperoleh.

Hasil percobaan :
Dari hasil penimbangan tersebut yaitu :
·         Gelas beker A yang kosong : 200,70 gr
·         Gelas beker B yang kosong : 193,25 gr
·         Gelas beker A 100 ml masanya yaitu 286,51 gr
·         Gelas beker B 200 ml masanya yaitu 375,02 gr
Dari hasil pengukuran suhu yaitu :
o   Suhu gelas beker A setelah dipanaskan yaitu 71°C
o   Suhu dari gelas beker A ke gelas beker B yaitu 31°C
o   Suhu campuran air gelas beker A dan B yaitu 41°C





Tugas dan pertanyaan

1.      Berapa kalori yang diserap oleh lingkungan (kaloor yang hilang) ?
Jawab :
Diketahui :
mp =  massa gelas A yang berisi – massa gelas A kosong                                    tp = 71°C
=  286,51 gr  –  200,70 gr                                                                            td = 31°C
       = 85,81  gr                                                                                                  t   = 42°C

md =  massa gelas B yang berisi – massa gelas B kosong
=  375,02 gr – 193,25  gr                                                        
= 181,77 gr

Ditanyakan :  (Qhilang) ?

Penyelesaian :
Δtp = tp – t                                       Δtd = t - td
        = 71°C - 42°C                                                              = 42°C - 31°C
        = 29°C                                                                          = 11°C
    
Qlepas = Qterima
 Mp x cp x Δtp = Md x cd x Δtd + Qhilang
85,8 gr x 1 x 29°C = 181,7 gr x 1 x 11°C + Qhilang
2488,2 = 1988,7 + Qhilang
Qhilang = 2488,2 – 1988,7
           Qhilang = 489,5 joule

Jadi jumlah kalor yang hilang yaitu = 489,5 joule

2.         Apa cara yang bisa ditempuh untuk mengurangi kalor yang hilang ? Beri contoh alat yang dirancang dengan pertimbangan mengurangi kalor yang hilang ? Bagaimana cara kerjanya ?
Jawab :

Kalor dapat berpindah dapat melalui suatu zat perantara maupun tanpa zat perantara, zat perantara yang dapat menghantarkan kalor disebut dengan konduktor, sedangkan yang tidak dapat menghantarkan panas disebut dengan isolator.
Kalor dapat berpindah dengan 3 cara, yaitu : konduksi (hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran). Untuk menghambat :
1.    Perpindahan kalor secara konduksi dengan cara memberi sekat / celah yang diisi hampa udara
2.    Perpindahan kalor secara konveksi dengan cara mengisolasi panas dalam suatu ruangan dengan memberikan wadah/tutup
3.    Perpindahan kalor secara radiasi dengan cara ruangan untuk mengisolasi seperti pada konveksi dan diberi warna putih mengkilap (perak), karena warna putih mengkilap tidak akan menyerap kalor dengan baik. Selain itu dapat juga dilakukan dengan radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/penutup yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.

Contoh alat dan cara kerjanya, yaitu :

ü  Termos
                 Termos merupakan dapat mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Termos mempunyai dinding rangkap yang berlapis perak di bagian dalamnya. Ruang antara kedua dinding tersebut merupakan daerah hampa udara. Es di dalam termos dapat bertahan lama karena tidak memperoleh kalor dari luar. Begitu pula minuman yang panas akan tetap panas dalam waktu yang lama karena kalor sulit keluar dari termos. Perpindahan kalor secara konduksi tidak mungkin terjadi di dalam termos sebab di dalam termos terdapat kaca yang sukar menghantarkan kalor. Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi terhambat oleh ruang hampa udara. Perpindahan kalor secara radiasi juga tidak dapat terjadi karena hampir seluruh kalor dipantulkan kembali oleh permukaan yang mengkilap.
Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding termos dibuat untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, dengan cara :
·         Permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos,
·         Dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi, dan

·         Ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.

Rabu, 01 Februari 2017

Laporan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh

Nama    : Fitri Sari Astriyani
Nim      : 16140106
Kelas    : B13.1
Prodi    : D4 Bidan Pendidik





Universitas Respati Yogyakarta





1.    Cairan Tubuh

o    Kebutuhan Cairan Tubuh

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru, dan gas gastrointestinal
·         Ginjal   : Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaing cairan. Rata-rata setiap 1 liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10 % disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrar glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuh renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
·         Kulit  : pengaturan cairan yang terkait dalam proses pengaturan panas, yang diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriolakutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit mempengaruhi jumlah keringat yang dikeluarkan.
·         Paru-paru     : berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss ±400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan-perubahan frekuensi dan kedalaman pernafasan.
·         Gastrointestinal        :  mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari


o   Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia

Secara fisiologis kebutuhan manusia memiliki proporsi besar dalam tubuh yaitu hampir 90% dari total BB. Presentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia, seperti pada cairan tubuh bayi baru lahir 75% dari total BB, pria dewasa 57% dari total BB, wanita dewasa 55% dari total BB, dan dewasa tua 45% dari total BB. Selain itu jumlah cairan tubuh yang bervariasi juga bergantung pada lemak dan jenis kelamin. 🙎