Translate

Rabu, 01 Februari 2017

Laporan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh

Nama    : Fitri Sari Astriyani
Nim      : 16140106
Kelas    : B13.1
Prodi    : D4 Bidan Pendidik





Universitas Respati Yogyakarta





1.    Cairan Tubuh

o    Kebutuhan Cairan Tubuh

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru, dan gas gastrointestinal
·         Ginjal   : Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaing cairan. Rata-rata setiap 1 liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10 % disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrar glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuh renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
·         Kulit  : pengaturan cairan yang terkait dalam proses pengaturan panas, yang diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriolakutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit mempengaruhi jumlah keringat yang dikeluarkan.
·         Paru-paru     : berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss ±400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan-perubahan frekuensi dan kedalaman pernafasan.
·         Gastrointestinal        :  mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari


o   Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia

Secara fisiologis kebutuhan manusia memiliki proporsi besar dalam tubuh yaitu hampir 90% dari total BB. Presentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia, seperti pada cairan tubuh bayi baru lahir 75% dari total BB, pria dewasa 57% dari total BB, wanita dewasa 55% dari total BB, dan dewasa tua 45% dari total BB. Selain itu jumlah cairan tubuh yang bervariasi juga bergantung pada lemak dan jenis kelamin. 🙎






Kebutuhan air berdasarkan usia dan berat badan


Usia
Kebutuhan Air


Jumlah Air Dalam 24 Jam
ml/kg Berat Badan
3 hari
1 tahun
2 tahun
4 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun
Dewasa

250-300
1150-1300
1350-1500
1600-1800
2000-2500
2200-2700
2200-2700
2400-2600
80-100
120-135
115-125
100-110
70-85
50-60
40-50
20-30


o   Cara Perpindahan Cairan

ü  Difusi     : berpindahnya molekul dari larutan berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah
ü  Osmosis  : berpindahnya molekul dari larutan berkonsentrasi rendah ke  larutan berkonsentrasi tinggi
ü  Tranpor aktif   : menerima/memindahkan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi

o    Factor Yang Berpengaruh Dalam Pengaturan Cairan

ü  Tekanan cairan
ü  Membrane semipermebel  : penyaringan agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran ini terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat diseluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.






o    Jenis Cairan

1)      Cairan zat gizi (nutrient)
Pasien yang istirahat memerlukan kalori 450 setiap hari . cairan nutrien dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, nitrogen, dan vitamin untuk metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien antara 200-1500 kalori/liter. Cairan nutrient terdiri dari :
·         Karbohidrat dan air
·         Asam ammonia
·         Lemak

2)      Blood volume expanders
Berfungsi meningkatkan volume darah sesudah kehilangan darah atau plasma. Hal ini terjadi pada saat pasien mengalami perdarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Ke2 cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.





2.    Gangguan Keseimbangan Cairan

Gangguan/masalah dalam pemenuhan kebutuhan cairan :
a.       Hipovolume atau dehidrasi
Terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Ada 3 macam kekurangan dehidrasi, yaitu :
*      Dehidrasi isotonic : terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrlitnya yang seimbang
*      Dehidrasi hipertonik  : terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya
*      Dehidrasi hipotonik    : terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air

b.      Hipervolume atau overhidrasi
Ditimbulkan akibat kelebihan cairan yatu hipervolume (penigkatan volume darah) dan edema ( kelebihan cairan pada interstisial). Peningkatan hidrostatik yang besar dapat menekan sejumlah cairan hingga kemembran kapiler paru-paru, sehinga menyebabkan edema paru-paru dan dapat mengakibatkan kematian.




3.    Gangguan keseimbangan elektrolit

1.      Hiponatremia
Suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah, dan diare. Hal ini menimbulkan rasa haus yang berlebihan, denyut nadi cepat, hipotensi, kovulsi, dan membrane mukosa kering. Yang dapat disebabkan oleh kekurangan cairan yang berlebihan.                                                                                                       2.      Hypernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar kalium dalam plasma lebih dari 145 mEq/L.                3.      Hipokalemia
Suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Sering terajadi pada pasien yang mengalami diarae berkepanjangan. Yang ditandai dengan : lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot, aritmia, penurunan bising usus, dan kadar kalium plasma menurun hingga kurang dari 3,5 mEq/L.                                                                   4.      Hiperkalemia
Suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Yang ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas system pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine sedikit sekali, adanya kecemasan dan iritabilitas, serta kadar kalium dalam plasmamencapai lebih dari 5 mEq/L. Dan sering terjadi pada pasien lukar bakar, penyakit ginjal, asidosis meatabolik, pemberian kalium yang berlebihan melalui intravena.       5.      Hipolkasemia
Kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah, yang ditandai dengan adanya kram otot, dan kram perut, kejang, binging, kadar kalium dalam lasma darah kurang dari 4,3 mEq/L. Dapat disebabkan oleh pengangkatan kelenjar gondok                                                                                                                  6.      Hiperkalsemia
Suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah, yang ditandai dengan nyeri pada tulang, reklasasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam plasma lebih dari 4,3 mEq/L. Biasanya terjadi pada pasien yang mengaami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vit.D secara berlebihan.                                                                                                                                              7.      Hipomagnesia
Kekurangan kadar Mg dalam darah. Yang ditandai dengan iritabilitas, tremor, keram pada kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi, dan kadar Mg dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.     8.      Hipermagnesia
Kelebihan kadar Mg dalam darah. Yang ditandai dengan koma, gangguan pernapasan, dan kadar Mg lebih dari 2,5 mEq/L.


4.    Gangguan Keseimbangan Asam Dan Basa

Gangguan/masalah keseimbangan asam basa
a.       Asidosis Respiratorik
               Merupakan suatu keadaan yang disebabkan karena kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh. Hal ini mengakibatkan terjdinya kerusakan pada pernapasan, peningkatan PCO  areteri diatas 45 mmHg, dan penurunan pada Ph kurang dari 7,35. Keadaan ini data disebabkan oleh penyakit obstruksi, trauma kepala, pendarahan, dll.
b.      Asidosis Metabolic
               Suatu keadaan kehilangan basa tau terjadi penumpukan asam. Ditandai dengan penurunan pH kurang dari 7,35 dan HCO kurang dari 22 mEq/L.
c.       Alkalosis Respratorik
                 Suatu keadaan kehilangan CO dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO arteri kurang dari 35 mmHg, pH lebih dari 7,45. Disebabkan karena adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru-paru, dll.
d.      Alkalosis Metabolic
                 Suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat  plasma lebih dari 26 mEq/L, atau secara umum keadaan asam basa :

HCO Plasma
pH Plasma
PaCO Plasma
Gangguan asam basa
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat

Menurun
Menurun
Meningkat
Meningkat

Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
Asidosis respiratorik
Asidosis metabolic
Alkalosis respiratorik
Alkaliosis metabolik


                                                                                                             



5.    Mekanisme Penanganan Gangguan Cairan

a.      Jenis-Jenis Cairan Intravena
§  Cairan Isotonis
Cairan yang diklasifikasikan  isotonic  mempunyai osmolalitas total yang mendekati cairan ekstraseluler dan tidak menyebabakan sel darah merah mengkerut atau membengkak. Cairan ini meningkatkan volume  cairan  ekstraseluler. 1 L cairan isotonic meningkatkan cairan caairan ektraseluler 1 L, meskiun demikian cairan ini meningkatkan plasma sebesar ¼ L karena  cairan ini merupakan cairan kristaloid dan berdifusi dengan  cepat kedalam kompartemen CES. Untuk alas an yang sama, 3 L cairan isotonic dibutuhkan untuk menggantikan 1 L darah yang hilang.
§  Cairan Hipotonik
                 Tujuan dari larutan hipotonik adalah untuk menggantikan cairan seluler, karaena larutan ini bersifat hipotonis dibandingkan dengan plasma. Tujuan lainnya adalah untuk menyediakan air bebas untuk ekskresi sampah tubuh. Infus larutan hipotonik yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya deplesi cairan intrsveskuler, penurunan tekanan darah, edema seluler, dan kerusakan sel. Larutan ini menghasilkan tekanan osmotic yang kurang dari cairan ekstraseluler.
§  Cairan hipertonik
                 Dekstrosa dengan konsentrasi yang lebih tinggi, seperti dekstrosa 50% dalam air, diberikan untuk membantu kebutuhan kalori. Larutan ini sangat hipertonis dan harus diberikan pada vena sentral sehingga mereka dapat didilusi dengan aliran darah yang cepat. Larutan ini diberikan hati-hati dan biasanya hanya jika osmolalitas serum menurun sampai kebatas rendah yang berbahaya. Larutan hipertonik menghasilkan tekanan osmostik yang lebih besar dibandingkan dengan  cairan ekstraseluler.
              


b.      Menghitung Tetesan Infus
Cara menghitung tetesan infus  :
v  Dewasa           : (makro dengan 20 tetesan/ml)

                             Jumlah cairan yang masuk
Tetesan/menit =                                                  
                                Lamanya infus (jam) x3
atau
                               Ʃ keb. Caiaran x Factor tetesan
Tetesan/menit =                                                              
Lama infuse (jam) x 60 menit
               

                       
                     
   Keterangan :
           Factor tetesan infus bermacam-macam, hal ini dapat dilihat pada label infus (10 tetes/menit dan 20 tetes/menit).
Contoh :
Seorang pasien dirawat diperlukan rehidrasi dengan 1000 ml (2 botol) dalam 1 jam maka tetesan per menitnya adalah …
                                               
                         Tetesan/menit =  Jumlah cairan yang masuk / Lamanya infus (jam) x3

                              
Tetesan/menit =  1000 ml / 1 x 3  = 333/ menit
                                 


v   Anak          :
                                              
Tetesan/menit  (mikro) = Jumlah cairan yang masuk / Lamanya infus (jam) x3                             
                                                 



                                   
            Contoh            :
            Seorang  pasien neonates diperlukan rehidrasi dengan 250 µl dalam 2 jam, maka tetesan/menit nya adalah …
                                                         
Jumlah tetesan (mikro)   =  250 µl /  2 =  125 tetes/menit
                                                             







 Daftar Pustaka

1.      Hidayat, AAA dan Uliyah. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika
2.      Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Batre. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta . Buku kedokteran
3.      Musrifatul Uliyah dan A. Aziz Alimatul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta. Salemba medika
4.      Drs. H. Syaifuddin, AMK. 2014. Anatomi Fisiologi. Jakarta. Buku Kedokteran

5.      https://intansagitarani.wordpress.com/2015/05/26/laporan-pendahuluan-kebutuhan-cairan-dan-elektrolit/

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar