Nama : Fitri Sari Astriyani
Nim : 16140106
Kelas : B13.1
Prodi : D4 Bidan Pendidik
Universitas
Respati Yogyakarta
1.
Cairan
Tubuh
o
Kebutuhan
Cairan Tubuh
Pengaturan
kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang diatur oleh ginjal, kulit,
paru-paru, dan gas gastrointestinal
·
Ginjal : Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini
diawali oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai penyaing
cairan. Rata-rata setiap 1 liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir
melalui glomerulus, 10 % disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrar
glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuh renalis yang sel-selnya menyerap
semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat
dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
·
Kulit : pengaturan cairan yang terkait dalam proses pengaturan
panas, yang diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik
dengan kemampuan mengendalikan arteriolakutan dengan cara vasodilatasi dan
vasokontriksi. Banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit
mempengaruhi jumlah keringat yang dikeluarkan.
·
Paru-paru : berperan dalam pengeluaran cairan dengan
menghasilkan insensible water loss ±400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait
dengan respons akibat perubahan-perubahan frekuensi dan kedalaman pernafasan.
·
Gastrointestinal : mengeluarkan
cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal,
cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200 ml/hari
o
Kebutuhan
Cairan Tubuh Bagi Manusia
Secara fisiologis kebutuhan manusia
memiliki proporsi besar dalam tubuh yaitu hampir 90% dari total BB. Presentase
cairan tubuh berbeda berdasarkan usia, seperti pada cairan tubuh bayi baru
lahir 75% dari total BB, pria dewasa 57% dari total BB, wanita dewasa 55% dari
total BB, dan dewasa tua 45% dari total BB. Selain itu jumlah cairan tubuh yang
bervariasi juga bergantung pada lemak dan jenis kelamin. 🙎
Kebutuhan
air berdasarkan usia dan berat badan
Usia
|
Kebutuhan Air
|
|
Jumlah Air
Dalam 24 Jam
|
ml/kg Berat
Badan
|
|
3 hari
1 tahun
2 tahun
4 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun
Dewasa
|
250-300
1150-1300
1350-1500
1600-1800
2000-2500
2200-2700
2200-2700
2400-2600
|
80-100
120-135
115-125
100-110
70-85
50-60
40-50
20-30
|
o
Cara
Perpindahan Cairan
ü Difusi : berpindahnya molekul dari larutan
berkonsentrasi tinggi ke larutan berkonsentrasi rendah
ü Osmosis : berpindahnya molekul dari larutan
berkonsentrasi rendah ke larutan
berkonsentrasi tinggi
ü Tranpor aktif : menerima/memindahkan
molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
o
Factor
Yang Berpengaruh Dalam Pengaturan Cairan
ü Tekanan
cairan
ü
Membrane semipermebel : penyaringan agar cairan yang bermolekul
besar tidak tergabung. Membran ini terdapat pada dinding kapiler pembuluh
darah, yang terdapat diseluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak
berpindah ke jaringan.
o
Jenis
Cairan
1)
Cairan
zat gizi (nutrient)
Pasien yang istirahat memerlukan
kalori 450 setiap hari . cairan nutrien dapat diberikan melalui intravena dalam
bentuk karbohidrat, nitrogen, dan vitamin untuk metabolisme. Kalori yang
terdapat dalam cairan nutrien antara 200-1500 kalori/liter. Cairan nutrient
terdiri dari :
·
Karbohidrat dan air
·
Asam ammonia
·
Lemak
2)
Blood
volume expanders
Berfungsi meningkatkan
volume darah sesudah kehilangan darah atau plasma. Hal ini terjadi pada saat
pasien mengalami perdarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan
jumlah volume darah. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum
albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Ke2 cairan ini mempunyai
tekanan osmotic, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume
darah.
2.
Gangguan
Keseimbangan Cairan
Gangguan/masalah dalam
pemenuhan kebutuhan cairan :
a. Hipovolume
atau dehidrasi
Terjadi karena penurunan asupan cairan
dan kelebihan pengeluaran cairan. Ada 3 macam kekurangan dehidrasi, yaitu :
Dehidrasi isotonic : terjadi jika
kehilangan sejumlah cairan dan elektrlitnya yang seimbang
Dehidrasi hipertonik : terjadi jika kehilangan sejumlah air yang
lebih banyak daripada elektrolitnya
Dehidrasi hipotonik : terjadi jika tubuh lebih banyak
kehilangan elektrolitnya daripada air
b. Hipervolume
atau overhidrasi
Ditimbulkan
akibat kelebihan cairan yatu hipervolume (penigkatan volume darah) dan edema (
kelebihan cairan pada interstisial). Peningkatan hidrostatik yang besar dapat
menekan sejumlah cairan hingga kemembran kapiler paru-paru, sehinga menyebabkan
edema paru-paru dan dapat mengakibatkan kematian.
3.
Gangguan
keseimbangan elektrolit
1.
Hiponatremia
Suatu
keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya
kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah, dan diare. Hal
ini menimbulkan rasa haus yang berlebihan, denyut nadi cepat, hipotensi,
kovulsi, dan membrane mukosa kering. Yang dapat disebabkan oleh kekurangan
cairan yang berlebihan. 2.
Hypernatremia
Suatu
keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai dengan adanya
mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak,
kulit kemerahan, lidah kering kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar
kalium dalam plasma lebih dari 145 mEq/L. 3.
Hipokalemia
Suatu
keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Sering terajadi pada pasien yang
mengalami diarae berkepanjangan. Yang ditandai dengan : lemahnya denyut nadi,
turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung,
lemah dan lunaknya otot, aritmia, penurunan bising usus, dan kadar kalium
plasma menurun hingga kurang dari 3,5 mEq/L. 4.
Hiperkalemia
Suatu
keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Yang ditandai dengan adanya
mual, hiperaktivitas system pencernaan, aritmia, kelemahan, jumlah urine
sedikit sekali, adanya kecemasan dan iritabilitas, serta kadar kalium dalam
plasmamencapai lebih dari 5 mEq/L. Dan sering terjadi pada pasien lukar bakar,
penyakit ginjal, asidosis meatabolik, pemberian kalium yang berlebihan melalui
intravena. 5.
Hipolkasemia
Kekurangan
kadar kalsium dalam plasma darah, yang ditandai dengan adanya kram otot, dan
kram perut, kejang, binging, kadar kalium dalam lasma darah kurang dari 4,3
mEq/L. Dapat disebabkan oleh pengangkatan kelenjar gondok 6.
Hiperkalsemia
Suatu
keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah, yang ditandai dengan nyeri pada
tulang, reklasasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, dan kadar kalsium dalam
plasma lebih dari 4,3 mEq/L. Biasanya terjadi pada pasien yang mengaami
pengangkatan kelenjar gondok dan makan vit.D secara berlebihan. 7.
Hipomagnesia
Kekurangan
kadar Mg dalam darah. Yang ditandai dengan iritabilitas, tremor, keram pada
kaki dan tangan, takikardi, hipertensi, disorientasi dan konvulsi, dan kadar Mg
dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L. 8.
Hipermagnesia
Kelebihan
kadar Mg dalam darah. Yang ditandai dengan koma, gangguan pernapasan, dan kadar
Mg lebih dari 2,5 mEq/L.
4.
Gangguan
Keseimbangan Asam Dan Basa
Gangguan/masalah keseimbangan asam basa
a. Asidosis
Respiratorik
Merupakan
suatu keadaan yang disebabkan karena kegagalan system pernapasan dalam membuang
karbondioksida dari cairan tubuh. Hal ini mengakibatkan terjdinya kerusakan
pada pernapasan, peningkatan PCO
areteri diatas 45 mmHg, dan penurunan pada Ph
kurang dari 7,35. Keadaan ini data disebabkan oleh penyakit obstruksi, trauma
kepala, pendarahan, dll.
b. Asidosis
Metabolic
Suatu
keadaan kehilangan basa tau terjadi penumpukan asam. Ditandai dengan penurunan
pH kurang dari 7,35 dan HCO₃
kurang dari 22 mEq/L.
c. Alkalosis
Respratorik
Suatu
keadaan kehilangan CO₂
dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO₂ arteri kurang dari 35
mmHg, pH lebih dari 7,45. Disebabkan karena adanya hiperventilasi, kecemasan,
emboli paru-paru, dll.
d. Alkalosis
Metabolic
Suatu
keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan
adanya peningkatan bikarbonat plasma
lebih dari 26 mEq/L, atau secara umum keadaan asam basa :
HCO₃ Plasma
|
pH Plasma
|
PaCO₂ Plasma
|
Gangguan asam basa
|
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
|
Menurun
Menurun
Meningkat
Meningkat
|
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
|
Asidosis respiratorik
Asidosis metabolic
Alkalosis respiratorik
Alkaliosis metabolik
|
5.
Mekanisme
Penanganan Gangguan Cairan
a.
Jenis-Jenis
Cairan Intravena
§ Cairan Isotonis
Cairan yang diklasifikasikan isotonic mempunyai osmolalitas total yang mendekati
cairan ekstraseluler dan tidak menyebabakan sel darah merah mengkerut atau
membengkak. Cairan ini meningkatkan volume
cairan ekstraseluler. 1 L cairan
isotonic meningkatkan cairan caairan ektraseluler 1 L, meskiun demikian cairan
ini meningkatkan plasma sebesar ¼ L karena
cairan ini merupakan cairan kristaloid dan berdifusi dengan cepat kedalam kompartemen CES. Untuk alas an
yang sama, 3 L cairan isotonic dibutuhkan untuk menggantikan 1 L darah yang
hilang.
§ Cairan Hipotonik
Tujuan
dari larutan hipotonik adalah untuk menggantikan cairan seluler, karaena
larutan ini bersifat hipotonis dibandingkan dengan plasma. Tujuan lainnya
adalah untuk menyediakan air bebas untuk ekskresi sampah tubuh. Infus larutan hipotonik
yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya deplesi cairan intrsveskuler,
penurunan tekanan darah, edema seluler, dan kerusakan sel. Larutan ini
menghasilkan tekanan osmotic yang kurang dari cairan ekstraseluler.
§ Cairan hipertonik
Dekstrosa
dengan konsentrasi yang lebih tinggi, seperti dekstrosa 50% dalam air,
diberikan untuk membantu kebutuhan kalori. Larutan ini sangat hipertonis dan
harus diberikan pada vena sentral sehingga mereka dapat didilusi dengan aliran
darah yang cepat. Larutan ini diberikan hati-hati dan biasanya hanya jika
osmolalitas serum menurun sampai kebatas rendah yang berbahaya. Larutan
hipertonik menghasilkan tekanan osmostik yang lebih besar dibandingkan
dengan cairan ekstraseluler.
b.
Menghitung
Tetesan Infus
Cara
menghitung tetesan infus :
v Dewasa : (makro dengan 20 tetesan/ml)
Jumlah cairan
yang masuk
Lamanya infus
(jam) x3
|
atau
Ʃ keb. Caiaran
x Factor tetesan
Lama infuse
(jam) x 60 menit
|
Keterangan :
Factor tetesan infus bermacam-macam, hal ini dapat dilihat
pada label infus (10 tetes/menit dan 20 tetes/menit).
Contoh :
Seorang pasien dirawat
diperlukan rehidrasi dengan 1000 ml (2 botol) dalam 1 jam maka tetesan per
menitnya adalah …
Tetesan/menit = Jumlah cairan yang masuk / Lamanya infus
(jam) x3
v
Anak :
Contoh :
Seorang pasien
neonates diperlukan rehidrasi dengan 250 µl dalam 2 jam, maka tetesan/menit nya
adalah …
Daftar
Pustaka
1. Hidayat, AAA dan Uliyah. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik.
Jakarta: Salemba Medika
2. Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Batre. 2002. Keperawatan
Medikal-Bedah. Jakarta . Buku kedokteran
3. Musrifatul Uliyah dan A. Aziz Alimatul Hidayat. 2008.
Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta. Salemba medika
4. Drs. H. Syaifuddin, AMK. 2014. Anatomi Fisiologi. Jakarta.
Buku Kedokteran
0 komentar:
Posting Komentar