Apa itu ketidaknymanan ?
Pengertian Ketidaknyamanan
Ketidaknyamanan merupakann suatu perasaan yang kurang ataupun yang
tidak menyenangkan bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil
. kehamilan merupakan proses alamiah pada wanita yang akan menimbulkan berbagai
perubahan dan menyebabkan rasa tidak nyaman, hal ini merupakan kondisi yang
normal pada wanita hamil. Beberapa ibu biasanya mengeluh mengenai hal-hal yang
membuat kehamilanya tidak nyaman dan kadang menyulitkan ibu. (Hidayat, 2008: 120).
- Ketidaknyamanan yang Dialami oleh Ibu Hamil pada Trimester I
Sejak awal kehamilan, dorongan untuk
ngemil atau makan-makanan tertentu (ngidam) sering muncul pada ibu hamil.
Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan
sedikit demi sedikit tetapi
sering.biasanya terjadi pada trimester I.
a.
Penyebab
Berkaitan dengan persepsi individu wanita hamil mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual dan muntah sehingga indra pengecap menjadi tumpul jadi
makanan yang lebih merangsang dicari-cari
b.
Tanda-tanda bahaya
yang perlu diwaspadai
1. Penambahan berat badan yang
tidak memadai
2. Kehilangan berat badan
3. Malnutrisi
c. Pengobatan secara farmakologis
Mendiskusikan makanan yang dapat diterima yang meliputi makanan yang
bergizi dan memuaskan ngidam atau kesukaan tradisional
d.
Penatalaksanaan
Sekali-kali penuhi rasa ngidam, misalnya dapat memakan makanan yang
diinginkan seminggu atau dua minggu sekali.
e.
Cara
Menangani/mengatasi
1. Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan cukup bergizi dan
makanan yang diinginkan makanan yang sehat
2. Menjelaskan tentang bahaya makanan-makanan yang tidak baik
Selama kehamilan keputihan akan bertambah
dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa gatal dan tidak tercium bau yang
kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah kebersihan alat kelamin dan
gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering. Jika keputihan berbau dan
terasa gatal segera meminta pertolongan kepada petugas kesehatan. Biasanya
terjadi pada trimester I dan III.
a. Penyebab
1. Hyperplasia, mukosa vagina
2. Peningkatan produksi lendir dan
kelenjar endocervical sebagai akibat dari peningkatan kadar esterogen
3. Perubahan peningkatan sejumlah
glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh doderlein basilus
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
1. Jika cairan keluar sangat banyak dan baunya menyengat atau berwarna
kuning/ abu-abu (beberapa penyakit kelamin servicitis dan vaginitis)
2. Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)
3. Perdarahan pervaginaan (abduptio placentae, plecenta previa, lesi pada
servik)
c. Cara meringankan/mengatasi
1. Meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
2. Memakai pakaian dalam yang terbuat dari kain katun agar lebih kuat daya
serapnya
3. Ganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari
4. Gunakan bedak tabor untuk mengeringkan tetapi jangan terlalu berlebihan
5. Cara tradisional : merendam vagina dengan air rebusan sirih
d. Pengobatan secara farmakologis
Hindari pencucian vagina dengan cara douching
e. Penatalaksanaan
1. Menjaga kebersihan vagina
2. Mengeringkan bagian vagina dengan handuk setelah dibersihkan
3. Menggunakan celana dalam dari katun
4. Hindarilah melakukan douche vagina
Keadaan ini lebih sering terjadi di pagi
hari walaupun keadaan yang dirasakan oleh sekitar 50% ibu hamil ini dapat
muncul kapan saja. Dapat terpicu hanya karena mencium bau makanan atau parfum
tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini terjadi karena
perubahan hormone dalam tubuh. Biasanya, hanya berlangsung selama 3 bulan
pertama kehamilan, dan berhenti begitu masuk bulan ke-4. Fisiologi:
Perubahan hormon dan faktor psikologis, refleksi kebahagian atau bisa juga
karena rasa penolakan terhadap kehamilan. Biasanya terjadi pada minggu ke 5-12
bisa terjadi lebih awal (2-3 minggu setelah hpht).
a. Penyebab
1. Perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar HCG, estrogen dan progesterone
2. Kelebihan asam klorida/asam gastric
3. Peristaltic lambat mengakibatkan meningkatnya estrogen dan progesterone
4. Pembesaran uterus
5. Faktor emosional yang labil
6. Alergis (sekresi corpus luteum, antigen dari
ayah, “keracunan histamin”)
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu
diwaspadai
1. Pertambahan berat badan yang tidak memadai
2. Kehilangan berat badan yang tidak signifikan
3. Tanda-tanda malnutrisi
4. Hiperemesis gravidarum (muntah yang berlebihan)
c. Cara meringankan/mengatasi
1. Makan porsi kecil
tapi sering
2. Makan biscuit
kering/roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari
3. Makan sesuatu yang
manis (permen) atau minum jus buah sebelum tidur malam dan sesudah bangun tidur
4. Hindari makan yang
berminyak dan berbumbu merangsang
5. Duduk tegak setiap
kali selesai makan
d. Pengobatan secara farmakologis
1. Gunakan
obat-obatan hanya jika tindakan nonfarmakologis gagal dan juga hanya untuk
penggunaan jangka pendek
2. Jika berat: terapi
dengan vitamin B6
3. Berikan anti
histamin: dimenhydrinate.
4. Metochlorperamide
hydrochloride
e. penatalaksanaan
1. Ubah kebiasaan makan
2. Konsumsi gizi seimbang
3. Bergerak perlahan
4. Mengkonsumsi suplemen
Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi otot/spasme
otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan. Selain itu,
Tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang
berubah. Fisiologi: Sakit
kepala yang sering lebih dari biasa, hal ini mungkin karena keadaan rasa mual,
kelelahan,lpar, tekanan darah rendah, dan dapat juga karena perasaan
tegang/depresi. Merasa pusing karena pada awal kehamilan ini karena adanya
peningkatan tuntutan darah ketubuh, sehingga sewaktu berubah posisi dari tidur
atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, sistem sirkulasi darah kesulitan
untuk beradaptasi.
a. Penyebab
1. Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada
kepala), serta keletihan
2.
Tegangan
mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah
3. Hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan-perubahan
hemodinamis
4. Penggumpalan darah didalam pembulu tungkai, yang mengurangi aliran balik
vena dan menurunkan kardiakoutput serta tekanan darah dengan tegangan
ortostatik yang meningkat.
5. Mungkin dihubungkan dengan hipoglikemi
b. Tanda-Tanda Bahaya/yang perlu diwaspadai
1. Bila bertambah berat akan terus
berlanjut
2. Jika disertai dengan tekanan
darah tinggi, dan proteinuria
3. Jika ada migrant
4. Penglihatan berkurang atau
kabur
c. Cara Meringankan/Mencegah
1. Teknik relaksasi
2. Memassase leher dan otot bahu
3. Penggunaan kompres panas atau
es pada leher
4. Istirahat
5. Mandi air hangat
6. Pengobatan : penggunaan yang
bijaksana dari tylenol/paracetamol
Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik.
- Penatalaksanaan
1. Mencari tahu apa yang memicu rasa sakit kepala
2. Menghindari makanan memicu migren ketika rasa sakit terasa
3. Gunakan kompres pada bagian dahi menggunakan air hangat atau air dingin
4. Menghindari kelelahan
- Obat farmakologis ; 1.Gunakan paracetamol 2.Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik
Kelelahan (fatigue) adalah suatu kondisi yang memiliki tanda berkurangnya
kapasitas yang dimiliki seseorang untuk bekerja dan mengurangi efisiensi
prestasi, dan biasanya hal ini disertai dengan perasaan letih dan lemah.
Fisiologi : Peningkatan kadar estrogen, progesteron serta merupakan
respon fisiologi dari kehamilan. Biasanya terjadi pada trimester I.
a. Penyebab
1. Penuruanan dan perubahan laju metabolism basal pada awal kehamilan
2. Mumgkin berhungan dengan penurunana laju metabolisme basal pada masa awal
kehamilan.
b. Cara meringankan/mengatasi
1. Yakinkan hal ini normal terjadi dalam kehamilan
2. Anjurkan ibu untuk sering istirahat
3. Lakukan aktifitas yang ringan dan nutrisi yang baik
c. Tanda-tanda bahaya
1. Terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva mata pucat dll)
2. Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan/ aktivitas sehari-hari
3. Tanda dan gejala depresi
4. Tanda dan gejala adanya infeksi atau penyakit kronis
d. Pengobatan secara farmakologis
1. Tidak perlu memberikan obat obatan.
2. Suplemen vitamin dan zat besi, dapat membantu untuk meningkatkan
kesahatan ibu secara umum.
e. Penatalaksanaan
1. Meluangkan waktu untuk beristirahat
2. Mengkonsumsi makanan sehat
3. Menjaga kadar gula darah tetap stabil
4. Mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi untuk mencegah anemia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan
trimester III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering
kencing (dibahas pada sub bahasan sebelumnya yaitu sering buang air
kecil/nokturia), gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang
dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak
ibu.
a. Penyebab
1.
Rasa khawatir
memikirkan persalinan
2.
Gunakan antihistamin
untuk memberikan rasa ringan jangka pendek saja.
3.
Boleh menggunakan
vistaril dan seconal.
4.
Secara umum hindari
obat obatan tidur, karena dapat menggagu sirkulasi darah ke janin.
b. Pencegahan
1. Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol
Menghindari merokok dan mengkonsumsi alcohol pada saat hamil.
Menghindari merokok dan mengkonsumsi alcohol pada saat hamil.
2. Ibu hamil diharapkan menghindari kafein. Selain terdapat
pada kopi, kafein juga terdapat pada teh soda, dan cokelat.
3. Sejukkan kamar tidur. Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum
tidur. Melakukan latihan fisik atau berolahraga ringan selama hamil memang
sangat baik untuk menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan
sampai karena berolahraga, jangan sampai tubuh ibu tidak sempat untuk
beristirahat cukup setelah berolahraga.
4. Usahakan tidur sebentar di siang hari. Tidur di siang hari dapat membantu
ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai
60 menit saja. Jika ibu terlalu lama tudursiang, bisa jadi ibu tidak dapat
tidur di malam hari.
5. Buat jadwal yang teratur. Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu
ibu untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk mempermudah
tertidur, usahakan agar ibu tenang dan rileks.
6. Biasakan miring kiri. Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri mulai
trimester pertama sampai akhir kehamilan. Posisi tidur miring ke kiri juga akan
membantu darah dan nutrisi mengalirlancar ke janin dan rahim, serta membantu
ginjal untuk sedikit memperlambat produksi urine. Membiasakan tidur dalam
posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu tidur lebih optimal ketika perut
semakin membesar pada trimester III.
7. Kurangi minum pada malam hari. Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi
dan siang hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang
berakibat juga ibu sering kencing pada malam hari.
8. Minum segelas susu hangat. Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu
hamil mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat dalam susu
akan meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu
juga akan membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang membuat seseorang
menjadi mudah mengantuk.
c. Penatalaksanaan
1. Hindari situasi stres sebelum tidur
2. Hindari minuman yang mengandung kafein
3. Hindari makanan yang berbumbu 2 jam sebelum tidur
4. Minum susu hangat sebelum tidur
5. Lakukan relaksasi
d. Pengobatan secara farmakologis
1. Gunakan antihistamin untuk memberikan rasa ringan jangka pendek saja.
2. Boleh menggunakan vistaril dan seconal.
3. Secara umum hindari obat obatan tidur, karena dapat menggagu sirkulasi
darah ke janin.
e. Tanda-tanda bahaya
1.
Keletihan yang
berlebihan
2.
Tanda tanda depresi
Begitu haid terlambat 1-2 minggu,
biasanya ada dorongan untuk buang air kecil yang sering. Hal ini terjadi karena
meningkatnya peredaran darah ketika hamil dan tekanan pada kandung kemih
akibat membesarnya rahim. Biar pun sering buang air kecil, ibu harus tetap
banyak minum agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering buang air
kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9 bulan, saat kepala
bayi masuk ke rongga panggul dan menekan kandung kemih. sudah Supaya tidak
mengganggu waktu tidur sebaiknya ibu menghindari waktu minum pada malam hari
dan diperbanyak pada siang hari. Hal ini dimaksudkan agar ibu tidak sering
kencing pada malam hari oleh karena itu ibu dapat tidur dengan nyenyak.
Fisiologi: Pembesaran rahim dan
ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandung kencing
ibu hamil.
a. Penyebab
1. Penurunan otot yang mengontrol pengeluaran urin
2. Tekanan pada kandung kemih yang disebabkan oleh kehamilan pada
trimester pertama dan ketiga dapat menyebabkan frekuensi berkemih. Berat bayi akan menekan kandung kemih sehingga kandung kemih tidak dapat
menahan urin
3. Nokturia akibat eksresi sodium yang meningkat dengan kehilangan air yang
bersamaan
4. Air dan sodium terperangkap di tungkai bawah selama siang hari karena
statis vena, sedangkan pada malam hari terdapat aliran kembali vena yang
meningkat dengan akibat peningkatan dalam jumlah output.
b. Tanda bahaya
1. Wanita hamil beresiko untuk terkena infeksi saluran kemih dan pyelonefritis karena ginjal dan kantung
kemih berubah
2. Dysuria
3. Oliguria
4. Asimtomatik bakteriurea yang umum dijumpai pada kehamilan
c. Cara pencegahan
1. Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya mencangkup sebab
terjadinya
2. Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing
3. Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum saat siang
hari
4. Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia
sangat mengganggu tidur pada malam hari
5. Batasi minum kopi, teh atau soda
d. Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi
tidur, yaitu berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah
diuresis.
e. Penatalaksanaan
1. Meningkatkan asupan cairan untuk mengganti kekurangan cairan
kecuali sebelum tidur untuk mencegah nokturia yang dapat mengganggu
tidur
2. Gunakan pad perineum jika tidak dapat mengontrol pengeluaran urin
3. Latihan kegel untuk mengontrol
kandung kemih
4. Selesai BAK, letakkan tangan pada perut bagian bawah dan angkat untuk mengeluarkan urin
yang tertahan
f. Pengobatan secara farmakologis
Tidak memerlukan
pengobatan farmakologis
a. Penyebab
1. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron
2. Pembesaran kapiler
3. Relaksasi otot halus vaskular
4. Peningkatan sirkulasi dan volume darah
b. Cara meringankan atau mencegah
Gunakan vaporizer udara dingin
c. Pengobatan secara farmakologi
1. Spray normal saline, hindari dekongestan sistemik dan semprotan hidung
untuk hidung tersumbat biasa
2. Jika sangat mengganggu atau jika terdapat inpeksi saluran pernafasan,
tidak perlu memberikan obat-obat an
3. Hindari obat-obat an kombinasi
d. Tanda-tanda bahaya
1. Tanda dan gejala anemia
2. Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari
3. Tanda dan gejala depresi
4. Tanda dan gejala adanya penyakit kronis
- Ketidaknyamanan Yang Dialami Oleh Ibu Hamil Pada Trimester II
- Haemorroida
Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III. Hal
ini sering terjadi karena konstipasi. Sama halnya dengan varises, pembuluh
darah vena didaerah anus juga membesar. Diperparah lagi akibat tekanan kepala
terhadap vena di rektum (bagian dalam anus). Konstipasi berkontribusi dalam
menimbulkan pecahnya hemorid sehingga menimbulkan perdarahan. Untuk menghindari
pecahnya pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak serat,
banyak minum, buah dan sayuran. Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang
berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah. Pada kehamilan
Progesterone menyebabkan relaksasi dindiong vena dan usus besar. Pembesaran
uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena hemorrhoid,
tekanan mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan kongesti pada vena pelvic
a. Penyebab
1. Sering terjadi kerena konstipasi
2. Tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena haemorroida
3. Dukungan yang tidak memadai pada vena hemoroida di area anorectal
4. Kurangnya klep di pembuluh-pembuluh yang berakibat pada perubahan secara
langsung pada aliran darah
5. Progesteron menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar
6. Pembesaran uterus dapat meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena
haemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi venous dan menyebabkan kongesti pada
vena pelvic
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Rasa nyeri pada saat melakukan defekasi
c. Cara mengurangi/mencegah
1. Menghindari konstipasi
2. Menghindari ketegangan selama defekasi
3. Mandi air hangat/ kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan
kenyamanan tapi juga meningkatkan sirkulasi
4. Kompres es/garam Epsom
5. Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan
d. Penatalaksanaan
1. Hindari makanan pedas
2. Kompres dingin atau mandi air hangat akan membantu meningkatkan
kenyamanan dan mengurangi nyeri
3. Latihan kegel setiap hari untuk melancarkan aliran darah dari dan ke bagian
panggul
4. ketika defekasi, letakkan kaki di atas bangku kecil. Posisi ini membuat
kaki lebih tinggi
e. pengobatan secara farmakologis
salep topikal : bahan anastesi (memberi rasa ringan sesaat) ;
astringent-witch hazel.
2. Konstipasi
Konstipasi adalah gangguan pencernaan berupa terhambatnya pengeluaran
dari sisa-sisa makanan, akibatnya, ibu mengalami kesulitan untuk buang air
besar (BAB). Biasanya, feses menjadi keras, dan perut terasa nyeri atau mulas.
Fisiologi : Peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus kurang.
a. Penyebab
1. Peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus menjadi
lambat
2. Penurunan motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot polos usus
besar
penyerapan air dari kolon meningkat
penyerapan air dari kolon meningkat
3. Efek samping dari penggunaan suplemen zat besi
4. Diet yang kurang sehat
5. Kurang mengkonsumsi air putih
6. Kurang aktivitas
7. Tekanan di uterus yang membesar pada usus
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
2.
Rasa nyeri hebat di
abdomen, tidak mengeluarkan gas (obstruksi)
3.
Rasa nyeri di kuadran
kanan bawah (appendicitis)
c. Cara meringankan/pencegahan
1. Tingkatkan intake cairan, serat di dalam diet seperti : buah/juice prem,
minum cairan dingin/panas (terutama ketika perut kosong)
2. Istirahat cukup
3. Senam/exercise
4. Membiasakan BAB secara teratur
5. BAB segera setelah ada dorongan
6. Terapi gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan)/emollients. Seperti :
suposutoria dan lai-lain. Hindari minyak mineral, lubrikasi, perangsang
(stimulant) saline, hipersmosis, diphenylmethane, castor dan lain-lain
d. Pengobatan secara farmakologis
Hindari minyak mineral, lubrikan, perangsang (pencahar)
e. Pelaksanan
Gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan)/emollients. Seperti :
supositoria dll. Hindari minyak mineral, lubrikasi, perangsang (stimulant)
saline, hiperosmotis, diphenylmethane, castor dll
- Varises
Ketidaknyamanan ini terjadi pada Trimester kedua dan ketiga. Akibat
tekanan pembuluh vena besar yang terletak dibelakang uterus, darah balik dari
tubuh bagian bawah terhambat dan menyebabkan peningkatn tekanan pembuluh vena,
akibatnya muncul varises. Vena membesar dan terasa nyeri. Lokasi tersering
munculnya adalah betis, paha dan vagina. Sehingga dianjurkan untuk jangan
berdiri lama, berbaringlah dengan posisi miring atau duduk
dengan kaki ditinggikan.
Fisiologi : Sirkulasi darah
selama hamil lebih banyak sehingga tidak teratasi oleh katub yang mengalirkan
darah ke jantung. Akibatnya, pembuluh darah kaki mekar, bahkan sampai menonjol
agar tertampung darah lebih banyak.
a. Penyebab
1. Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol.
2. Kongesti vena dalam bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan
karena tekanan dari uterus yang hamil
3. Kerapuhan jaringan elastic yang disebabkan oleh estrogen
4. Kecenderungan bawaan keluarga
5. Disebabkan factor usia, dan lama berdiri
b.
Tanda-tanda
bahaya/yang perlu diwaspadai
Tromboplebitis supervisial atau thrombosis vena yang dalam
c.
Cara
meringankan/mengatasi
1. Angkatlah kaki saat berbaring atau duduk
2. Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan ± 90º beberapa kali sehari
3. Jaga agar kaki jangan bersilangan
4. Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
5. Hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh yang baik
d. Penatalaksanaan
Berjalan–jalan ketika memungkinkan dan melakukan gerakan memutar-mutar
pergelangan kaki sementara duduk atau berdiri.
e. Pengobatan secara farmakologis
Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat .
4. Gatal-gatal
Gatal-gatal terjadi pada perut paha payudara maupun pada bagian lain
terutama pada lipatan-lipatan. Terjadi pada semua trimester.
- Penyebab 1. Perenggang kulit 2. Peningkatan pengeluaran keringat
- Cara mengatasi
1. Potong dan bersihkan kuku agar jika tergaruk tidak menimbulkan bekas
2. Jaga kebersihkan kulit
3. Mandi guyur minimal 2x sehari
4. Kurangi pemakaian sabun
- Tanda tanda bahaya
1. Pruritus grafidarum dengan atau tanpa dihubungkan dengan penyakit kulit
2. Jika disertai dengan mual dan muntah muntah, penyakit kuning, urine
berwarna hitam.
3. Tanda-tanda atau gejala gejala dermatoses lainnya, misalnya skabies
- Penatalaksanaan
1. Hindari mandi pakai air hangat
2. Hindari keluar rumah pada cuaca panas di siang hari
3. Kompres dingin pada daerah gatal
- Pengobatan secara farmakologis
Hindari makanan yang dapat memicu gatal seperti seafood.
5. Ulu Hati Terasa Panas
Nyeri ulu hati dapat mulai dari awal kehamilan dan sering menjadi lebih
hebat sejalan dengan kemajuan kehamilan. Nyeri ulu hati disebabkan oleh dua
hal-refluks (mengalir ke atas) asam lambung ke dalam esofagus dan perubahan
hormonal kehamilan. Sealam kehamilan, tubuh menghasilkan hormon yang dapat
merilekskan otot – otot involunter, di mana otot tersebut normalnya mencegah
asam lambung untuk mengalir kembali ke dalam esofagus dan perubahan hormonal
kehamilan. Selama kehamilan, tubuh menghasilkan hormon yang dapat merilekskan
otot – otot involunter, di mana otot tersebut normalnya mencegah asam lambung
untuk mengalir kembali ke dalam esofagus. Karena otot – otot tersebut tidak
melakukan fungsi sebagaimana biasanya, maka anda mengalami nyeri ulu hati. Anda
mungkin akan mengalami nyeeri ulu hati selama trimester ketiga terutama, ketika
rahim yang membesar menekan lambung dan sebagian usus. Hal ini dapat
menyebabkana isi lambung masuk kembali ke dalam esofagus. Fisiologi : peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot saluran cerna dan juga
karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga
mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
a.
Penyebab
1.
Kelambatan pengosongan lambung
2.
Lambung terdesak oleh rahim
b. Cara mengatasi
1.
Jangan mengkonsumsi
makanan yang memproduksi gas seperti kubis, nangka, sawi dan durian
2.
Hindari mengkonsumsi
makanan yang berleak dan posrdi besar misalnya daging
3.
Minum sedikit susu
atau teh hangat
4.
Jika gejala semakin
perah, hubungi tenaga kesehatan
5.
Makan lebih sering
namun dengan porsi sedikit supaya perut tidak penuh makanan
6.
Jangan makan sebelum
tidur
7.
tidur dengan posisi setengah duduk jika sering mengalami heartburn di
malam hari
6. Nyeri Sendi
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang
terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat
intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan
akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita
tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan
berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung
ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau
nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen
yang lemah sehingga gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan,
uterus akan mengendur. Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin
memanjang. Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara
yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot
abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang
berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila
dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat
saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan
otot tipe ini.
Berikut ini adalah
dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:
1.
Tekuk kaki daripada
membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari bawah
2.
Lebarkan kedua kaki
dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat menekukan kaki
sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah jongkok.
a. Penyebab
Perubahan keseimbangan tubuh oleh pembesaran perut
b. Cara mengatasi
1.
Santai dan istirahat
2.
Pakai sepatu berhak rendah
3.
Latihan menggoyangkan panggul
c. Penatalaksanaan
1. Berdiri, duduk dan tidur dengan posisi santai dan lindungi punggung
2. Hindari mengangkat barang-barang berat
3. Lakukan latihan untuk mengurangi sakit punggung dengan menekuk bahu ke
depan atau memutar bahu
4. Lakukan kompres panas atau dingin pada punggung yang sakit
5. Menekuk bahu ke depan atau memutar bahu untuk mengurangi rasa sakit
7. Chloasma (perubahan warna areola mammae)
Chloasma juga dikenal sebagai melasma atau seboroik melanosis adalah
istilah yang digunakan untuk perubahan warna kulit pigmen. Biasanya ini terjadi
dalam coklat kekuniangan patch atau bintik-bintik, yang diintensifkan oleh
paparan sinar matahari. Chloasma terjadi selama kehamilan, dan penggelapan
kuliy biasanya terjadi selama 16 minggu usia kehamilan. Lesi dapat menghilang
setelah melahirkan, namun muncul lagi selama kehamilan berikutnya pada kondisi
lain, lesi terkadang tidak dapat hilang meski bertahun-tahun setelah
melahirkan.
a. Penyebab
Kecendrungan ginetik peningkatan kadar estrogen dan mungkin progesteron
b. Cara meringankan atau mencegah
1.
Hindari sinar
matahari berlebihan selama masa kehamilan
2.
Gunakan bahan
pelindung nonalergi
c. Pengobatan secara famakologi
Hindari penggunaan hydroquinone karena hanya sedikit keberhasilan namun
lebih banyak efek sampingnya.
8. Perut kembung
Perut kembung adalah kondisi ketika perut
terasa penuh dan kencang. Di samping itu, perut juga bisa terlihat membesar.
Hal ini bisa membuat kita merasa tidak nyaman. Kondisi ini bisa disertai dengan
gejala kentut secara berlebihan, bersendawa, serta perut terasa bergejolak.
a. penyebab
- Pergerakan motilitas gastrointestinal menurun yang menyebabkan terjadinya pelambatan waktu pengosongan.
- Penekanan dari uterus yang membesar terhadap usus besar.
b. Cara meringankan atau mencegah
1. Hindari makanan yang mengandung gas
2. Kunyahlah makanan seacara sempurna
3. Lakukan senam secara teratur
4. Pertahankan saat kebiasaan buang air besar yang normal
- Penatalaksanaan
1. Ketika hamil pola makan yang baik sebaiknya dalam jumlah kecil tetapi
sering
2. Hindari makanan atau minuman yang memiliki kandungan banyak gas
3. Yang menyebabkan perut kembung seperti tape, durian, soda
4. Olahraga seperti jalan dipagi hari.
- pengobatan secara farmakologi
tidak dianjurkan membeli obat diapotik lebih baik mengkonsumsi teh hangat
dan jahe hangat
9.
Mati rasa dan terasa perih pada dari tangan dan kaki.
a. penyebab
1. perubahan dalam titik pusatgaya berat akibat uterus yang bertambah besar
dan berat. Perubahan ini mengakibatkan wanita yang mengambil sikap atau postur
yang membuat menekan pada saraf ulnar, medial, dan sciatic.
2. Hiperventilasi juga bisa membuat jari tangan terasa perih dan mati rasa
meskipun kasus seperti ini jarang terjadi.
b. cara meringankan dan mencegah
1. jelaskan kemungkinan penyebabnya
2. perhatian yang cermat terhadap postur tubuh yang benar
3. dapat dikurangi dengan posisi tidur miring kekiri
c. tanda-tanda bahaya
jika disertai tanda-tanda atau gejala kekurangan gizi
- Ketidaknyamanan Yang Dialami Oleh Ibu Hamil Pada Trimester III :
1. Nafas Sesak/Hyperventilasi
Fisiologi
: Hal ini terjadi karena rahim mendesak paru-paru dan diafragma.
a. Penyebab
1. Pada kehamilan 33-36
banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena tekanan bayi yang
berada dibawah diafragma menekan paru ibu.
2. Peningkatan kadar
progesteron berpengaruh secara langsung pada pusat pernafasan untuk menurunkan
kadar CO2 serta meningkatkan kadar O2.
b. Tanda-Tanda
Bahaya/yang perlu diwaspadai
1.
Jika disertai dengan demam, batuk, pernafasan cepat, malaise (infeksi)
2.
Pernafasan cepat tanpa demam (embolus)
3.
Exacerbasi (memburuknya) asthma
c. Cara Meringankan/Mencegah
1.
Jelaskan penyebab fisiologisnya
2.
Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan
normal ketika terjadi hyperventilasi
3.
Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan kepala serta menarik nafas
panjang
4.
Mendorong postur tubuh yang baik melakukan pernafasan interkostal
2. Edema Dependen
edema berarti meningkatnya volume cairan di
luar sel (ekstraseluler) dan di luar pembuluh darah (ekstravaskular) disertai dengan
penimbunan di jaringan serosa.
a. Penyebab
1. Peningkatan kadar
sodium dikarenakan pengaruh hormonal
2. Kongesti sirkulasi
pada ekstremitas bawah
3. Peningkatan kadar
permeabilitas kapiler
4.
Tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvic ketika duduk/pada kava inferior
ketika berbaring
b. Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
1. Jika muncul pada muka dan tangan dan
disertai dengan proteinuria serta hipertensi (waspada preeklamsi/eklamsi)
2. Jika pitting muncul bahkan setelah semalaman
berbaring pada posisi miring ke kiri dan kaki ditinggikan
3. Jika disertai dengan gejala anemia aatau
proteinuria dan hipertensi
4. Tanda tanda varises dan komlikasi
tromboembolik
c. Cara meringankan atau mencegah
1.
Hindari posisi berbaring terlentang
2.
Hindari posisi berdiri untuk waktu lama, istirahat dengan berbaring ke kiri,
dengan kaki agak ditinggikan
3.
Angkat kaki ketika duduk/istirahat
4.
Hindari kaos yang ketat/tali/pita yang ketat pada kaki
5.
Lakukan senam secara teratur
d. Pengobatan secara farmakologis
kaos kaki penyangga
3. Kram Kaki
Kram kaki adalah rasa sakit yang berasal
dari otot kaki yang terjadi karena adanya kejangpada otot
karena mengalami kontraksi. kram kaki merupakan masalah yang umum dan terjadi
pada sebagian orang. Kondisi ini ditandai dengan mengerasnya otot dan tulang
secara tiba-tiba dan akan hilang dalam beberapa waktu.
a.
Penyebab
1.
Kekurangan asupan kalsium
2.
Ketidakseimbangan rasio kalsium-fosfor
3.
Pembesaran uterus, sehingga memberikan tekanan pada pembuluh dasar pelvic,
dengan demikian dapat menurunkan sirkulasi darah dari tungkai bagian bawah
- Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
Tanda-tanda thrombophlebitis
superficial/thrombosis vena yang dalam
- Cara meringankan/pencegahan
1. Kurangi konsumsi susu (kandungan
fosfornya tinggi) dan cari yang high kalsium
2. Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk
merengangkan otot-otot yang terkena kram
3. Gunakan penghangat untuk otot
4. Terapi: suplementasi dengan garam kalsium
yang tidak mengandung fosfor
5. Gunakan antacid aluminium hidroksida
untuk meningkatkan pembentukan fosfor yang tidak melarut
6. Membiasakan BAB secara teratur
7. BAB segera setelah ada dorongan
- penatalaksaan
Gunakan pembentuk bahan padat
(bongkahan)/emollients. Seperti : suposutoria dan lai-lain. Hindari minyak
mineral, lubrikasi, perangsang (stimulant) saline, hipersmosis,
diphenylmethane, castor dan lain-lain.
4. Heart Burn ( panas dalam perut )
rasa panas dalam perut biasanya di
asosiasikan dengan sensasi seperti terbakar yang seringkali menjalar dari
kerongkongan bagian bawah menuju bagian bawah tulang dada. Haltersebut terjadi
ketika asam lambung dari perut ibu terbawa masuk ke dalam tenggorokan
(esofagus) .
a.
Penyebab
1. Relaksasi cardiac spinkter lambung karena
efek meningkatnya jumlah progsteron
2. Menurunnya motilitas saluran cerna
dihasilkan dari relaksasi otot polos, yang kemungkinan karena meningkatnya
progesterone dan tekanan uterus
3. Kehilangan ruang fungsi lambung karena
tempatnya digantikan dan ditekan oleh pembesaran uterus
4. pergeseran lambung karena pembesaran
uterus
5. aliran balik esofagus yang menyebabkan
efek panas seperti terbakar di area retrosternal
6. timbul dari aliran balik asam lambung ke
dalam esofagus bagian bawah
b.
Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai
1. Kehilangan berat badan/keletihan yang
amat berat
2. Nyeri epigastrium disertai sakit kepala
hebat, hipertensi dan edema patologis pada trimester III (preeklamsi)
3. Nyeri perut yang hebat (persalinan
premature, appendicitis)
c.
Cara meringankan/mengatasi
1.
Makan porsi kecil tapi sering
2.
Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/makanan yang
berbumbu merangsang
3.
Hindari rokok, kopi, alcohol, cokelat
4.
Hindari berbaring setelah makan
5.
Hindari minuman selain air putih saat makan
6.
Kunyah permen karet
d.
penatalaksanaan
1. Gunakan antacid dengan kandungan sodium
rendah (kombinasi hidroxida aluminium dan magnesium)
2. Hindari dari kalsium karena dapat
menimbulkan hiperaciditas (peningkatan asam dalam lambung)
2.2.
Kemungkinan Komplikasi Kehamilan
Komplikasi kehamilan adalah kegawat
daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi
(Prawirohardjo, 1999).
A. Jenis Komplikasi Kehamilan
1.
Perdarahan
Perdarahan
yang berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu
perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum adalah
perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi
sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi atau kelainan.
Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena terlepasnya
plasenta secara prematur, trauma, atau penyakit saluran kelamin bagian bawah
(Depkes RI, 2000). Perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian ibu yang
paling sering terjadi, tanda-tandanya adalah keluar darah dari jalan lahir
dalam jumlah banyak (500 cc atau lebih sering perkiraan ukuran dua gelas atau
basahnya empat lembar kain ) dalam satu sampai dua jam pertama setalah
kelahiran bayi (Manuaba, 1995) Pada keadaan postpartum kontraksi uterus selama
persalinan bukan saja ditujukan untuk mengeluarkan bayi dan plasenta tetapi
juga untuk menutup pembuluh darah yang terbuka setelah persalinan. Pada keadaan
normal plasenta dikeluarkan dalam waktu 30 menit setelah kelahiran bayi.
Selanjutnya kontraksi uterus segera akan menghentikan perdarahan. Karena
berbagai alasan plasenta kemungkinan akan gagal dalam melepaskan diri akibatnya
perdarahan tidak akan pernah berhenti selama plasenta atau bagiannya tetap
berada dalam uterus. Wanita dalam kehamilan ganda yang paritas keempat atau
kelima mempunyai risiko untuk mengalami perdarahan postpartum. Diduga otot
uterus terlalu teregang dan tidak berkontraksi dengan normal. Penyebab
perdarahan post partum yang paling sering ialah atonia uteri, retensio plasenta
(sisa plasenta), dan robekan jalan lahir (Manuaba, 1995).
2.
Pre-Eklamsi
Per-eklamsi
adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya.
Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan dan dapat
terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pascapersalinan (Prawirohardjo,
1999).
Hipertensi
biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda yang lain. Untuk menegakkan
diagnosis pre-eklamsi, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mm Hg atau lebih di
atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mm Hg atau lebih dan
tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mm Hg maka
diagnosis hipertensi dapat ditegakkan (Manuaba, 1995).
Edema ialah
penimbunan cairan secara umum yang berlebihan dalam jaringan tubuh, dan
biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki,
jari tangan, dan muka. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan
masih dapat dianggap normal tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali,
hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan (Manuaba, 1995).
Proteinuria
merupakan komplikasi lanjutan dari hipertensi dalam kehamilan, dengan kerusakan
ginjal sehingga beberapa bentuk protein lolos dalam urine. Normal terdapat
sejumlah protein dalam urine, tetapi tidak melebihi 0,3 gr dalam 24 jam.
Proteinuria menunjukkan komplikasi hipertensi dalam kehamilan lanjut sehingga
memerlukan perhatian dan penanganan segera (Manuaba, 1995).
Penyebab
pre-eklamsi sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Telah terdapat banyak
teori yang mencoba menerangkan sebab penyakit ini, akan tetapi tidak ada yang
dapat memberi jawaban yang memuaskan. Diduga penyebab hipertensi dalam
kehamilan secara patologi terjadi karena akibat implantasi sehingga timbul
iskemia plasenta yang diikuti sindroma inflamasi dan risiko meningkat pada
hamil kembar, penyakit trombolas, diabetes mellitus, faktor herediter dan
masalah vaskuler (Saifuddin, 2000).
3.
Infeksi
Infeksi
pascapersalinan ialah meningkatnya suhu tubuh > 38ºC dan demam
berturut-turut selama dua hari sesudah persalinan dan yang disertai keluarnya
cairan yang berbau dari liang rahim. Infeksi jalan lahir dapat terjadi pada ibu
bersalin yang pertolongan persalinannya tidak bersih atau pada wanita yang
menggugurkan kandungan dengan cara berbahaya. Tanda-tandanya adalah panas
tinggi lebih dari dua hari setelah melahirkan atau setelah keguguran. Keadaan
ini berbahaya dan ibu perlu mendapatkan
perawatan intensif. Infeksi ini dapat dicegah dengan pertolongan persalinan
yang bersih dan aman (Poehjati, 2003).
Infeksi
dapat terjadi apabila:
1. Ketuban pecah dini (lebih dari 6
jam)
2. Persalinan tak maju atau partus
lama.
3. Penolong persalinan tidak
mencuci tangan dengan baik
4. Pemeriksaan vaginal yang terlalu
sering atau kurang bersih
5. Perawatan daerah perineal yang
tidak benar selama atau sesudah kehamilan
6. Persalinan yang tidak bersih
7. Memasukkan sesuatu kedalam jalan
lahir
8. Hubungan seks setelah ketuban
pecah
9. Sisa jaringan plasenta, atau
sisa jaringan abortus
10. Perdarahan
Pencegahan
infeksi sangat penting untuk diketahui, yaitu dengan menjaga kebersihan,
misalnya:
1. Menjaga
kebersihan dengan sungguh-sungguh waktu melakukan pemeriksaan dalam.
2. Menganjurkan
semua ibu hamil untuk datang kebidan/segera setalah ketuban pecah.
3. Mengganjurkan
semua ibu hamil untuk tidak melakukan hubungna seks apabila ketuban sudah
pecah.
4. Mencuci
kedua tangan dengan bersih sebelum dan sesudah merawat ibu.
5. Menganjurkan
pada pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan mengenai pentingnya kebersihan
(Prawirohadjo, 2000).
B.
Pencegahan Komplikasi Kehamilan
1.
Pelayanan
Asuhan Antenatal
Adapun
pelayanan kesehatan selama masa kehamilan seorang seorang ibu yang diberikan
sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan (Mandriwati,
2008).
Pelayanan
antenatal selengkapnya mencakup banyak hal meliputi antara lain:
1. Anamnesis yaitu pencarian riwayat
kehamilan terdahulu seperti gangguan kehamilan
2. Pengukuran tinggi badan yang dilakukan
satu kali dan penimbangan berat badan yang dilakukan setiap ibu hamil
memerikasakan kehamilannya.
3. Pengukuran tinggi fundus uteri untuk
menaksir usia kehamilan, dilakukan dengan perabaan perut (Leopold I-IV)
4. Pememriksaan panggul, dilakukan dengan
maksud :
a.
Memeriksa ada tidaknya kelainan atau penyakit pada jalan lahir
b. Mengadakan
pemerikasaan untuk membuktikan bahwa ibu hamil
c. Untuk
mengetahui apakah ibu panggul sempit.
5. Penghitungan denyut jantung janin (DJJ)
6. Pemeriksaan kesehatan secara umum,
meliputi pengukuran tekanan darah dan denyut jantung ibu, dan pemeriksaan faal
tubuh.
7. Pemerikasaan Hb dengan menggunakan metode
sahli
8. Penyuluhan kesehatan pada kehamilan, yang
ditujukan pada pemeliharaan kebersihan perorangan, dan status gizi
9. Suplemen gizi dengan pemberian tablet zat
besi (Fe)
10. Pemberian suntikan Tetanus Toksoid (TT)
lengkap 2 kali untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum.
Pelayanan
antenatal dilakukan pada kunjungan pertama untuk ibu hamil (K1), pada kunjungan
ulangan dilakukan prosedur yang sama. Minimal ibu hamil memeriksakan
kehamilannya 4 kali selama masa kehamilan dengan ketentuan: minimal 1 kali pada
triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga
(Mandriwati, 2008)
Penerapan
operasionalnya dikenal dengan standar ”5 T " yaitu:
1.
Timbang berat badan dan tinggi badan
2.
Ukur tekanan darah
3.
Pemmberian imunisasi TT
4.
Ukur tinggi fundus Uteri
5.
Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
C. Penanganan Komplikasi Kehamilan
1. Penanganan
Perdarahan (PUSDIKNAKES RI, 2003).
1.
Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat
darurat, komplikasi berat atau masih cukup stabil)
2.
Periksa konsistensi uterus, yang merupakan langkah pertama, karena 80-90%
perdarahan postpartum berhubungan dengan atonia uteri
3.
Jika kontraksi bersifat atonik, masase untuk menstimulasi kontraksi
4.
Jika uterus gagal berkontaksi segera setelah masase lakukan kompresi
bimanual sebagai tambahan stimulasi kontraksi uterus
5.
Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelum
melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk)
6.
Penilaian medik untuk menetukan tindakan di fasilitas kesehatan setempat
atau rujuk ke rumah sakit. Bila pasien syok atau kondisinya memburuk akibat
perdarahan hebat, segera atasi komplikasi tersebut dengan pemasangan infus dan
pemberian oksigen.
7.
Gunakan jarum infus besar (16 gauge atau lebih besar) dan berikan tetesan
cepat (500 ml dalam 2 jam pertama) larutan fisiologis atau riger laktat.
8.
Kemungkinan hamil ektopik pada pasien hamil muda dengan syok berat
9.
Bila terdapat tanda-tanda sepsis, berikan antibiotika yang sesuai
10. Temukan dan hentikan segera sumber
perdarahan
11. Lakukan pemantauan ketat tentang kondisi
pascatindakan dan perkembangan selanjutnya.
2 Penanganan
Pre- eklamsi
1.
Jika kehamilan < 37 minggu, tangani secara rawat jalan
2.
Pantau tekanan darah, proteinuria, dan kondisi janin setiap minggu
3.
Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin terhambat,
rawat dan teminasi kehamilan
4.
Jika tekanan dastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai
tekanan diastolik di antara 90-100 mmHg.
5.
Pasang infus ringer laktat dengan jarum besar
6.
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi Overload.
7.
Kateterisasi urin untuk mengukur volume pengeluaran dan proteinuria
8.
Jika jumlah urin < 30 ml per jam infus cairan pertahankan dan pantau
kemunkinan odem paru.
9.
Janagn tinggalkan pasien sendirian. Karena kejang dan aspirasi dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin
10. Obsevasi tanda-tanda vital, denyut
jantung janin setiap jam.
3 Penanganan
Infeksi
1.
Rawat jalan bila tanpa komplikasi, rawat inap bila disetai komplikasi
2.
Upaya pencegahan merupakan cara paling menguntungkan
3.
Kenali tanda dan gejala dan jenis pemeriksaan spesifik
4.
Tegakkan diagnosis sedini mungkin
5.
Tirah baring
6.
Pemberian antibiotika.
7.
Pemeliharaan personal higyene
4.
Kematian Maternal
Menurut
International Statistical Classification of Disease and Related Health
Problems, Edition X (ICD X), kematian maternal adalah “kematian wanita yang
terjadi selama kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan,
tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan
dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh
kecelakaan atau incidental (faktor kebetulan)” (WHO, 2007).
Kematian
maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan, oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan
tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (Wiknjosastro, 1999).
a. Penyebab Kematian Maternal.
Penyebab
utama kematian maternal dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: (WHO,
2007).
1.
Langsung
Penyebab
langsung kematian biasanya akibat terjadinya komplikasi obstetrik atau penyakit
kronik yang menjadi lebih berat selama kehamilan sehingga berakhir dengan
kematian. Penyebab langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia
adalah eklamsia, perdarahan dan infeksi.
2.
Tidak
langsung
Penyebab
tidak langsung kematian biasanya akibat penyakit yang telah ada sejak sebelum
kehamilan atau penyakit yang timbul selama kehamilan namun bukan disebabkan
oleh penyebab obstetrik langsung melainkan diperburuk oleh efek fisiologi
kehamilan.
3.
Terjadi
tanpa dapat diduga sebelumnya.
Kematian
secara kebetulan adalah kematian yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan
atau nifas dan terjadi dengan sendirinya. Kondisi yang menyebabkan kematian,
tidak berkaitan langsung dengan kehamilan dan tidak akan mengakibatkan kematian
apabila sedang hamil. Contoh kematian seperti ini adalah kecelakaan sepeda
motor atau penganiayaan. Meskipun penyebab kematian yang tidak diduga sebelumnya
ini dicatatkan di beberapa negara tetapi umumnya, tak diikutsertakan dalam
penghitungan AKI. Kematian
seperti
ini hanya dicatatkan sebagai tindakan kekerasan terhadap perempuan (pengguguran
gradasi kriminal) kecelakaan maupun kasus bunuh diri.
Mc
Carthy dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan determinan
kematian ibu sebagai keadaaan atau hal-hal yang melatarbelakangi dan menjadi
penyebab langsung serta tidak langsung dari kematian ibu adalah:
1.
Deteminan
Proksi/dekat (Proximate determinants) yang meliputi: kejadian kehamilan,
komplikasi kehamilan dan persalinan (perdarahan, eklamsi, infeksi, dan partus
lama).
2.
Determinan
langsung/antara (Intermediate determinants) yang meliputi: status
kesehatan, status reproduksi (umur, paritas), akses terhadap pelayanan
kesehatan (pemeriksaan kehamilan), perilaku kesehatan dan faktor tidak terduga
misalnya kontraksi uterus yang tidak adekut.
3.
Determinan
tidak langsung (Distant determinants) yang meliputi: status wanita dalam
keluarga, status keluarga dalam masyarakat dan status masyarakat (Depkes RI,
1998).
Penyebab
kematian selama kehamilan dan nifas, sulit untuk dapat ditentukan secara pasti.
Sayangnya penyebabnya terkadang tidak diketahui hal ini seringkali disebabkan
karena tidak lengkapnya riwayat pasien dan jarang sekali dilaksanakan
pemeriksaan setelah kematian.
Beberapa
penyebab utama kematian maternal adalah:
1. Perdarahan persalinan dan
paskapersalinan
2. Hipertensi/pre-eklamsi/eklamsi
3. Infeksi dalam kehamilan seperti
abortus septik dan sepsis peurperalis.
4. Perdarahan antepartum
5. Infeksi yang bukan karena
kehamilan, seperti AIDS dan malaria.
6. Penyakit yang sudah ada
sebelumnya, seperti penyakit jantung.
Berdasarkan
jenjang fasilitas pelayanan, penyebab kematian yang paling umum adalah: (WHO,
2007)
1.
Perdarahan
obstetrik khususnya perdarahan pasca-persalinan adalah penyebab utama kematian
maternal di rumah sakit tingkat I (yaitu rumah sakit kecil yang memiliki dokter
umum namun tidak memilki dokter spesialis kebidanan yang bekerja penuh) atau di
klinik-klinik yang tak memiliki dokter sama sekali.
2.
Infeksi
yang bukan disebabkan oleh kehamilan (terutama malaria, TBC atau ADIS)
merupakan penyebab kematian maternal di rumah sakit tingkat II (memiliki dokter
spesialis yang bekerja purna waktu)
3.
Komplikasi
hipertensi (preeklamsi) dalam kehamilan merupakan peyebab utuma kematian
maternal di rumah sakit tingkat III (fasilitas kesehatan pusat rujukan yang
memiliki unit perawatan intensif)
0 komentar:
Posting Komentar