Kata Pengantar
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang. Saya panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga Saya dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Pengambilan Keputusan Dalam Menghadapi Dilema Etik dan Moral Dalam Pelayanan
Kebidanan.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Pengambilan Keputusan Dalam Menghadapi Dilema Etik dan Moral Dalam Pelayanan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
JUDUL ...............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
....................................................................................... ii
DAFTAR ISI
.....................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
....................................................................................
4
B.
Rumusan Masalah
.............................................................................................. 4
C.
Tujuan Penulisan
............................................................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Etika
Profesi Kebidanan .................................................................
5
B.
Pengambilan
Keputusan dalam menghadapi Dilema Etik dan Moral Pelayanan Kebidanan
........................................................................................................
6
C.
Teori Etika
.......................................................................................................
10
D.
Menghadapi Masalah Etik Moral Dan
Dilema Dalam Praktek Kebidanan ..... 13
BAB III TINJAUAN
KASUS
A.
Contoh Kasus
..................................................................................................
15
B.
Penyelesaian
Masalah .....................................................................................
15
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.....................................................................................................
16
B.
Saran ...............................................................................................................
16
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Etika
Profesi Kebidanan merupakan
dasar dalam menjalankan perilaku profesional di bidang Kebidanan khususnya dan kesehatan pada umumnya. Sejarah
membuktikan sampai saat ini banyaknya pelanggaran etika secara tidak langsung
banyak berakibat pada kelangsungan profesinya maupun pribadi seorang bidan
selalu berpegang pada kode etik profesi pada setiap keadaan dalam menjalankan
layanan publikyang dapat menjamin kualitas.
Peningkatan
pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta
meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan.
Profesi
kebidanan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat
memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang
dibutuhkan. Konsekuensi dari
hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan
dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya
berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan
etika.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dan teori dari etika profesi?
2.
Mengapa dilakukan pengambilan keputusan dalam menghadapi
dilema/etik moral pelayanan kebidanan ?
3.
Apa saja
teori pengambilan keputusan dan
menghadapi keputusan dilema tersebut, serta contoh kasus dan enyelesaiannya?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dan teori dari etika profesi
kebidanan
2.
Untuk mengetahui keputusan dalam dalam menghadapi dilema/etik
moral pelayanan kebidanan
3.
Untuk mengetahui teori pengambilan keputusan dan menghadapi keputusan dilema tersebut, serta
contoh kasus dan penyelesaiannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Profesi Kebidanan
Istilah etik secara umum, digunakan sehari- hari
pada hakekatnya berkaitan dgn falsafah, dan moral yaitu mengenai apa yang
dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sesuai dengan
perubahan/perkembangan norma/nilai . Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik
dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.
Etika Sosial (
Etika Profesi)
Merupakan suatu pernyataan komperhensif dari
profesi yang memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik
dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien/ pasien , kelurga,
masyarakat teman sejawat, profesi & dirinya sendiri.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang
berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah
benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994).
Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang berhubungan dengan hukum. Seseorang
bidan dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan. Sesuai dengan peran
dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan.
Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil
keputusan sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus
selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan
ibu dan bayi. Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan
sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai
akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap
nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi
pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan
terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak
seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan lainnya,
mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang
praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas Mengontrol dirinya sendiri. Situasi
ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan
etik.
B. Pengambilan Keputusan dalam menghadapi Dilema Etik dan Moral Pelayanan Kebidanan
Menurut George R.Terry,
pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1.
Intuisi
berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
2.
Pengalaman
mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan
kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu kasus
3.
Fakta, keputusan
lebih riel, valit dan baik
4.
Wewenang lebih bersifat rutinitas
5.
Rasional,
keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten
v
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan :
·
Posisi/kedudukan
·
Masalah, terstruktur,
tidak tersruktur, rutin,insidentil
·
Situasi:faktor
konstan, faktor tidak konstan
·
Kondisi,
faktor-faktor yang menentukan daya gerak
·
Tujuan, antara
atau obyektif
v
Kerangka
Pengambilan Keputusan
Sistim pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam
praktek suatu profesi. Keberadaan yang sangat penting, karena akan menentukan
tindakan selanjutnya.
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena
dipengaruhi oleh 2 hal :
1.
Pelayanan ”one
to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan bidan bisa
memenuhi kebutuhan.
2.
Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan
berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan.
Mengapa AKI AKB di Indonesia
masih tinggi ? Dalam hal ini ada 3 keterlibatan pengambilan keputusan :
1.
Terlambat
mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat untuk memulai
pertolongan
2.
Terlambat tiba
di fasilitas pelayanan kesehatan
3.
Terlambat
mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.
Contoh : -
Dokter tidak ada, persediaan darah di PMI habis
v Empat Tingkatan Kerja
Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan Ketika Menghadapi Delima Etik.
ü Tingkatan I
Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada pengalaman atau
pengalaman rekan kerja.
ü Tingkatan II
Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi,
kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji). Bidan sangat familiar, tidak
meninggalkan kode etik panduan
praktek profesi.
ü
Tingktan III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan
dalam perawatan praktek kebidanan, yaitu :
1)
ANTONOMY,
memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan individu.
2)
BENETICENCE,
memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu berbuat terbaik untuk
orang lain.
3)
NON
MALETICENCE, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan apapun
kerugian pada orang lain.
4)
YUSTICE,
memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan. ( Beaucamo &
Childrens 1989 dan Richard, 1997)
ü
Tingkatan IV
Teori-teori Pengambilan Keputusan
1.
Teori
Utilitarisme:
Ketika keputusan diambil,
memaksimalkan kesenangan, meminimalkan ketidaksenangan.
2.
Teori
Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu
dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam
hrus dikembalikan
3.
Teori
Hedonisme:
Menurut Aristippos , sesui kodratnya,
setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan
4.
Teori
Eudemonisme:
Menurut Filsuf Yunani Aristoteles
, bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai
sesuatu yang baik bagi kiata
Dasar
Pengambilan keputusan :
-
Ketidak sanggupan
( bersifat segera)
-
Keterpaksaaan
karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk segera dilakukan.
Bentuk
pengambilan keputusan :
o
Strategi :
dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan masa depan, rencana
bisnis dan lain-lain
o
Cara kerja :
yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan komunitas.
o
Individu dan
profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standart praktik
kebidanan.
Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
o
Mengenal dan
mengidentifikasi masalah
o
Menegaskan
masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan sekarang
o
Memperjelas
hasil prioritas yang ingin dicapai.
o
Mempertimbangkan
pilihan yang ada.
o
Mengevaluasi
pilihan tersebut.
o
Memilih solusi
dan menetapkan atau melaksanakannya.
·
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN YANG ETIS
Ciri-cirinya adalah :
1.
Mempunyai
pertimbangan yang benar atau salah
2.
Sering
menyangkut pilihn yang sukar
3.
Tidak mungkin
dielakkan
4.
Dipengaruhi
oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial
·
MENGAPA KITA
PERLU MENGERTI SITUASI:
1.
Untuk menerapakan norma-norma terhadap situasi
2.
Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna
3.
Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan
·
KESULITAN
DALAM MENGERTI SITUASI :
-
Kerumitan
situasi dan keterbatasan pengetauan kita
-
Pengertian kita
terhadp situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor 2
subyektif lain.
·
BAGAIMANA
KITA MEMPERBAIKI PENGERTIAN TENTANG SITUASI:
1.
Melakukan
penyelidikan yang memadahi
2.
Menggunakan
sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3.
Memperluas
pandangan tentang situasi
4.
Kepekaan
terhadap pekerjaan
5.
Kepekaan
terhadap kebutuhan orang lain
·
TIPS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEADAAN KRITIS :
1.
Identifikasi
dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan orang lain.
2.
Tetapkan hasil
apa yang diinginkan.
3.
Uji kesesuaian
dari setiap solusi yang ada.
4.
Pilih solusi
yang lebih baik.
5.
Laksanakan
tindakan tanpa ada keterlambatan.
Pengambilan
keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan masalahyang
dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau
rutin.
Pengambilan Keputusan Klinis
Tergantung:
·
Pengetahuan
·
Latihan Praktek
·
Pengalaman
Pengambilan Keputusan Klinis yang
benar dan tepat:
·
Menghindari
pekerjan atau tindakan rutin yamng tidak sesuai dgn kebutuhan klien
·
Meningkatkan
efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan
·
Membiasakan
Bidan berfikir dan bertindak sesuai standart
·
Memberikan
kepuasan pelanggan
Dalam Kasus Emergensi Dan Menghadapi Situasi Panik : ada 2 Hal
1.
Mempertimbangkan
satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa Lampau
2.
Meninjau
simpanan pengetahuan yg relevan dgn keadaan tsb
Langkah 2 Pengambilan Keputusan Klinis Menggunakan
·
Penilaian (
pengumpulan informasi)
·
DX (Penafsira)
·
Perencanan
·
Intervensi
·
Evaluasi
C. Teori Etika
Teori etika adalah proses yang ditempuh dalam membenarkan suatu keputusan
etis tertentu
1.
KONSEKUENSIALISME
Menjawab pertanyaan” apa yang harus saya lakukan ?” dengan memandang
konsekuensi dari berbagai jawaban. Konsekuensi yang membawa paling banyak hal
yang menguntungkan
Keuntungannya :
§ Memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan dan bertanya bagaimana orang terpengaruh
kepadanya.
§ Konsekuensialisme sesuai dengan nuansa kehidupan dan berusaha bersikap
responsif terhadapnya.
Kekurangan :
Tidak menyediakan standar ( pegangan ) untuk mengukur hasil satu terhadap
hasil lainnya.
Contoh kasus :
Ibu meminum minyak kelapa pada saat persalinan dengan maksud untuk
memperlancar proses persalinan.
Keputusan etik
: Konsekuensialisme
Bidan membiarkan hal tersebut karena bila dilarang dapat membuat keluarga
tersinggung dan yang paling penting bidan berpikir hal tsb tidak mengganggu
kemajuan persalinan serta tidak membahayakan ibu & janin.
2. DEONTOLOGI
Keputusan yang
diambil berdasarkan keterikatan/berhubungan dengan tugas.
Dalam
pengambilan keputusan ini perhatian utama pada tugas.
Keuntungan :
-
Kejelasan dan
kepastian dari titik tolaknya.
-
Mengenal aturan
dan mengetahui kewajiban, serta jelas apa yang etis dan apa yang tidak.
Kerugian :
-
Tidak peka terhadap
konsekuensi-konsekuensi perbuatan
-
Dengan hanya berfokus pada
kewajiban, orang tidak melihat beberapa aspek penting sebuah problem.
Contoh kasus :
Pertolongan
persalinan pada Ibu Inpartu yang menderita AIDS.
Keputusan etik
: Deontologi
Badan dan tetap melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
3. HAK
Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda
dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.Tuntutan-tuntutan moral seseorang
yaitu haknya ditanggapi dengan serius.
Keuntungan :
Teori hak ini pantas dihargai terutama karena tekanannya pada nilai moral
seorang manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situsi konflik etis.
Kerugian :
-
Teori ini tidak menjelaskan
bagaimana konflik hak antara individu-individu harus dipecahkan.
-
Teori menempatkan hak individu
dalam pusat perhatian tanpa menerangkan bagaimana memecahkan konflik hak yang
bisa timbul.
Contoh kasus :
Pada saat pertolongan persalinan bayi prematur seorang bidan melihat bahwa
otot-otot perineum ibu sangat kaku dan diperlukan tindakan episiotomi. Setelah
dijelaskan pada ibu ternyata ibu menolak dilakukan episiotomi.
Keputusan etik
:
Bidan tidak melakukan tindakan episiotomi. Karena kalau tetap dilakukan
berarti bidan dapat dianggap melanggar hak pasien. Tetapi disini bidan harus
mengajukan pernyataan penolakan tindakan ( Informed Consent ) untuk
ditandatangani oleh pasien agar bidan tidak digugat suatu saat nanti bila
terjadi komplikasi.
4. INTUISIONISME
Memecahkan
dilema-dilema etis dengan berpijak pada intuisi. Intuisi kemungkinan yang
dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsung apakah sesuatu baik atau
buruk.
Perasaan moral.
Bukan berdasarkan :
-
Situasi
-
Kewajiban
-
Hak
Keuntungan :
Intuisi moral
biasanya memberi keteguhan hati yang besar
Kekurangan :
Walaupun
intuisionisme dapat menyajikan keberanian untuk tetap berpegang pada keyakinan
kita, tapi tidak memberikan cara untuk meyakinkan orang lain bahwa jalan itu
benar.
Contoh kasus :
Seorang
penderita kangker meminta pada bidan untuk mengakhiri hidupnya ( euthanasia )
karena ia merasa beban yang ditanggungnya terlalu berat dan menambah beban bagi
keluarganya.
Keputusan etik
: Intuisionisme
Bidan menolak melakukan tindakan euthanasia. Euthanasia merupakan suatu
pembunuhan, oleh karena itu hal ini dianggap pelanggaran terhadap nilai religi
dan nilai moral
D. Menghadapi Masalah Etik Moral Dan
Dilema Dalam Praktek Kebidanan
Menurut Daryl
Koehn (1994) bidan dikataka profesional bila dapat menerapkan etika dalam
menjalankan praktik. Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi pilihan
klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan
dalam strategi praktik kebidanan
1.
Informed Choice
Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan
tentan alternatif asuhan yang akan dialaminya.Menurut kode etik kebidanan
internasionl (1993) bidan harus menghormati hak informed choice ibu dan
meningkatkan penerimaan ibu tentang pilihan dalam asuhan dan tanggung jawabnya
terhadap hasil dari pilihannya.
Definisi
informasi dalam konteks ini meliputi : informasi yang sudah lengkap diberikan
dan dipahami ibu, tentang pemahaman resiko, manfaat, keuntungan dan kemungkinan
hasil dari tiap pilihannya.
Pilihan
(choice) berbeda dengan persetujuan (consent) :
a.
Persetujuan atau consent penting
dari sudut pandang bidan karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan
otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan
b.
Pilihan atau choice penting dari
sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang memberikan
gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan menerapkan aspek otonomi
pribadi menentukan “ pilihannya” sendiri.
2.
Bagaimana Pilihan Dapat Diperluas
dan Menghindari Konflik
Memberi informai yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias
dan dapat dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain,
sebaiknya tatap muka.
Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu
menggunakan haknya dan menerima tanggungjawab keputusan yang diambil. Hal ini
dapat diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan sudah
memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan informsi yang
lengkap tentang dampak dari keputusan mereka
Untuk pemegang kebijakan pelayanan kesehatan perlu merencanakan,
mengembangkan sumber daya, memonitor perkembangan protokol dan petunjuk teknis
baik di tingkat daerah, propinsi untuk semua kelompok tenaga pemberi pelayanan
bagi ibu. Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik
dapat ditekan serendah mungkin.
Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai sutu
kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang obyektif
bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada perubahan
3.
Beberapa Jenis Pelayanan Yang
Dapat Dipilih Klien
ü
Bentuk pemeriksaan ANC dan
skrening laboratorium ANC
ü
Tempat melahirkan
ü
Masuk ke kamar bersalin pada
tahap awal persalinan.
ü
Di dampingi waktu melahirkan
ü
Metode monitor DJJ
ü
Augmentasi, stimulasi, induksi
ü
Mobilisasi atau posisi saat
persalinan
ü
Pemakaian analgesia
ü
Episiotomi
ü
Pemecahan ketuban
ü
Penolong persalinan
ü
Keterlibatan suami pada waktu
melahirkan
ü
Teknik pemberian minuman pada
bayi
ü
Metode kontrasepsi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Contoh Kasus
Dilema moral pada
kehamilan
Seorang pasien ibu
hamil datang ke BPS untuk memeriksaan kehamilannya. Setelah diperiksa , ternyata bidan menemukan bahwa ibu tersebut mempunyai penyakit kelainan jantung.
Bidan mengatakan pada ibu bahwa kehamilan ini beresiko tinggi. Karena penyakit
jantung ibu tersebut dapat menyebabkan kematian saat ibu bersalinan nanti. Oleh
sebab itu, bidan menyarankan kepada ibu untuk menggugurkan kandungannya ke
dokter Obstetri dan Ginekology tapi ibu menolak. Ibu dan keluarga sangat menginginkan bayi ini
karena ini merupakan anak pertama dan sangat dinanti dalam keluarga. Hal ini
menyebabkan bidan mengalami dilema. Jika tidak digugurkan akan mengancam
keselamatan ibu dan bayinya dan apabila digugurkan akan mengganggu kejiwaan
ibunya karena anak tersebut adalah anak pertama yang sangat diharapkan.
B. Penyelesaian Masalah
Dilema Moral pada kehamilan
1.
Memberikan KIE kepada
ibu dan keluarga tentang bahaya bila kandungan tetap dipertahankan.
2.
Melibatkan keluarga
dalam pengambilan keputusan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
·
Etik merupakan
bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya
baik atau salah (Jones, 1994).
·
Menurut George
R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada
·
Pengambilan
keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan
masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi,
atau rutin.
B.
Saran
Dari makalah
ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan keputusan yang benar
dan tepat untuk menjadi calon Tenaga Kesehatan terutama sebagai seorang Bidan.
Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidanan
seringkali muncul masalah dan dilema di masyarakat berkaitan dengan etik dan
moral, serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan
DAFTAR PUSTAKA
2. Etikolegal dalam pelayannan
kebidanan oleh Gita Frelya dan Nurrobikha.—ED.1, Get.1—Yogyakarta: Deepublish,
Juni 2015
0 komentar:
Posting Komentar